Thermokopel
Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu suhu serendah 3000F sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses industri baja, gelas dan keramik yang lebih dari 30000F. Thermokopel dibentuk dari dua buah penghantar yang berbeda jenisnya (besi dan konstantan) dan dililit bersama.
Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu suhu serendah 3000F sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses industri baja, gelas dan keramik yang lebih dari 30000F. Thermokopel dibentuk dari dua buah penghantar yang berbeda jenisnya (besi dan konstantan) dan dililit bersama.
- Tipe E (kromel-konstantan)
- Tipe J (besi-konstantan)
- Tipe K (kromel-alumel)
- Tipe R-S (platinum-platinum rhodium)
- Tipe T (tembaga-konstantan)
- ButiranDigunakan pada suhu > 7000C dan memiliki nilai resistansi 100 Ω hingga 1 MΩ.
- KepingDigunakan dengan cara direkatkan langsung pada benda yang diukur panasnya.
- BatangDigunakan untuk memantau perubahan panas pada peralatan elektronik, mempunyai resistansi tinggi dan disipasi dayanya sedang. Thermistor dibuat sekecil-kecilnya agar mencapai kecepatan tanggapan (respon time) yang baik.Pemakaian thermistor didasarkan pada tiga karakteristik dasar, yaitu:
- Karakteristik R (resistansi) terhadap T (suhu)
- Karakteristik R (resistansi) terhadap t (waktu)
- Karakteristik V (tegangan) terhadap I (arus)
Grafik hubungan antara resistansi terhadap suhu thermistor :
Prinsip
Kerja :
Jika
salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, maka pada kedua ujung
penghantar yang lain akan muncul beda potensial (emf). Thermokopel
ditemukan oleh Thomas Johan Seebeck tahun 1820 dan dikenal dengan
Efek Seebeck.
Efek
Seebeck:
Sebuah
rangkaian termokopel sederhana dibentuk oleh 2 buah penghantar yang
berbeda jenis (besi dan konstantan), dililit bersama-sama. Salah
satu ujung T merupakan measuring junction dan ujung yang lain
sebagai reference junction. Reference junction dijaga pada suhu
konstan 320F (00C atau 680F (200C). Bila ujung T dipanasi hingga
terjadi perbedaan suhu terhadap ujung Tr, maka pada kedua ujung
penghantar besi dan konstantan pada pangkal Tr terbangkit beda
potensial (electro motive force/emf) sehingga mengalir arus listrik
pada rangkaian tersebut.
Kombinasi
jenis logam penghantar yang digunakan menentukan karakteristik
linier suhu terhadap tegangan.
Tipe-tipe
kombinasi logam penghantar thermokopel:
Tegangan
keluaran emf (elektro motive force) thermokopel masih sangat rendah,
hanya beberapa milivolt. Thermokopel bekerja berdasarkan perbedaan
pengukuran. Oleh karena itu jika ukntuk mengukur suhu yang tidak
diketahui, terlebih dulu harus diketahui tegangan Vc pada suhu
referensi (reference temperature). Bila thermokopel digunakan untuk
mengukur suhu yang tinggi makaa akan muncul tegangan sebesar Vh.
Tegangan sesungguhnya adalah selisih antara Vc dan Vh yang disebut
net voltage (Vnet).
Besarnya
Vnet ditentukan dengan rumus:
Vnet
= Vh – Vc
Keterangan
:
Vnet
= tegangan keluaran thermokopel
Vh
= tegangan yang diukur pada suhu tinggi
Vc
= tegangan referensi
Gambar
grafik tegangan terhadap suhu pada thermokopel tipe E, J, K dan R :
Thermistor
(Thermal
Resistor/Thermal
Sensitive Resistor)
Berfungsi
untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang
berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu,
semakin kecil resistansi.
Simbol
Thermistor :
Thermistor
dibentuk dari bahan oksida logam campuran, kromium, kobalt, tembaga,
besi atau nikel.
Bentuk
Thermistor :
RTD
(Resistance
Temperature Detectors)
Berfungsi
untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang
sebanding dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, resistansinya
semakin besar. RTD terbuat dari sebuah kumparan kawat platinum pada
papan pembentuk dari bahan isolator. RTD dapat digunakan sebagai
sensor suhu yang mempunyai ketelitian 0,03 0C dibawah 5000C dan 0,1
0C diatas 10000C.
Konstruksi
RTD bahan platinum:
Hubungan
antara resistansi dan suhu penghantar logam merupakan perbandingan
linear. Resistansi bertambah sebanding dengan perubahan suhu
padanya. Besar resistansinya dapat ditentukan berdasarkan rumus :
Besar
resistansi pada suhu tertentu dapat diketahui dengan rumus :
Keterangan
:
R1
= resistansi pada suhu awal
R2
= resistansi pada suhu tertentu
Untuk
menghasilkan tegangan keluaran dapat diperoleh dengan mengalirkan
arus konstan melalui RTD atau dengan memasangnya pada salah satu
lengan jembatan wheatstone.
Gambar rangkaian jembatan wheatstone dengan RTD:
Prinsip
kerja rangkaian:
Bila RTD berada pada suhu kamar maka beda potensial
jembatan adalah 0 Volt. Keadaan ini disebut keadaan setimbang.
Bila suhu RTD berubah maka resistansinya juga berubah sehingga
jembatan tidak dalam kondisi setimbang. Hal ini menyebabkan adanya
beda potensial antara titik A dan B. Begitu juga yang berlaku pada
keluaran penguat diferensial.Amplifier
diferensial (penguat diferensial) menggunakan IC op-amp yang
berfungsi untuk menguatkan tegangan keluaran dari rangkaian jembatan
menjadi tegangan yang lebih besar. Jika rangkaian jembatan pada
posisi setimbang maka pada titik A dan B mempunyai tegangan dan arus
yang sama.
IC
LM 35
Berfungsi
untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu yang sesuai dengan
perubahan suhu.
Rangkaian
dasar IC LM 35:
Tegangan
keluaran rangkaian bertambah 10 mV/0C. Dengan memberikan tegangan
referensi negatif (-Vs) pada rangkaian, sesor ini mampu bekerja pada
rentang suhu -550C – 1500C. Tegangan keluaran dapat diatur 0 V
pada suhu 00C dan ketelitian sensor ini adalah ± 10C. Data yang
lebih lengkap dapat diunduh (didownload) di
www.national.com/catalog/sg2261.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar